Rabu, 10 Juni 2015

Sejarah Kapal Selam Nuklir Pertama Diluncurkan

Tanggal bersejarah - Tanggal 9 Juni merupakan hari bersejarah bagi perkembangan teknologi militer.Karena di hari ini sebuah kapal selam berhulu ledak nuklir diluncurkan.

Pada 9 Juni 1959 Kapal Selam USS George Washington milik Amerika Serikat (AS) diluncurkan ke lautan dan segera menarik perhatian masyarakat itu. Pasalnya, USS George Washington diluncurkan pada saat dunia sedang memasuki era Perang Dingin yang ditandai dengan persaingan senjata nuklir.

Seperti dilansir Historia, Selasa (8/6/2015), Dunia kala itu masih trauma dengan bom atom yang meledak di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945, walaupun AS menang dalam perang tersebut. Namun, kekhawatiran akan senjata nuklir muncul karena efek dahsyat yang ditimbulkannya.

Kapal selam ini pun segera menjadi kebanggaan bagi militer AS, USS George Washington pun segera melakukan patroli di bawah komando Angkatan Laut AS.

Sayangnya sebuah insiden pernah terjadi, pada 9 April 1981 kapal selam USS George Washington bertabrakan dengan Kapal Kargo Nissho Maru. Akibatnya kapal berbendera Jepang itu tenggelam dan menewaskan dua awak kapalnya. Sedangkan USS George Washington mengalami kerusakan ringan.

Perdana Menteri (PM) Jepang Zenko Suzuki mengecam Presiden AS Ronald Reagan. PM Suzuki menilai USS George Washington telah memasuki wilayahnya tanpa izin negaranya

Sedangkan Presiden Reagan menilai Kapal Nissho Maru seharusnya mengalah karena USS George Washington memiliki senjata nuklir sehingga jika terjadi kerusakan bisa membahayakan keduanya.

Setelah dilakukan penyelidikan akhinrnya Presiden Reagan mengakui kesalahan USS George Washington, dan akan bertanggung jawab atas insiden ini.

Namun, insiden tabrakan USS George Washington dunia merasa khawatir. Pasalnya, jika terjadi kerusakan berat maka senjata nuklir yang dibawanya bisa saja meledak di lautan. Beruntung USS George Washington mengalami kerusakan ringan.

Pada 1982, sesuai dengan perjanjian SALT I USS George Washington mengakhiri tugasnya. Kapal selam itu kini berlabuh di Pelabuhan Pearl Harbour.

Selasa, 09 Juni 2015

Sejarah 'Eea-Huu' di Bulutangkis Indonesia

Tanggal Bersejarah - Teriakan Eea-Huumenjadi sesuatu yang "nyaman" di telinga saat pertandingan bulutangkis di Indonesia.Eea diberikan untuk pemain Indonesia sedangkan Huu diperuntukkan bagi lawan. Lalu bagaimana sejarah sorakan 'Eea-Huu' di bulutangkis Indonesia?

Saat sebuah shuttlecock melayang ke arah pemain Indonesia, penonton di Istora pun dengan kompak berteriak EeaShuttlecock pun kemudian melaju ke seberang net.

Pemain lawan Indonesia bersiap memukul shuttlecock tersebut. Lalu mereka menyambutnya dengan koor teriakanHuu yang membahana. Begitu terus berulang-ulang.

Saat sebuah reli berakhir, ketika pemain Indonesia mendapat poin, maka seruan Eea-Huu akan ditutup teriakan gembira Yeaaah. Sebaliknya, saat reli tersebut berakhir dengan poin bagi lawan, maka seruan Eea-Huu akan berujung pada nada kecewa Aaaah.

Evolusi Teriakan Pendukung Bulutangkis

Pebulutangkis Indonesia di dekade 1980-an, Lius Pongoh mengenang saat dirinya aktif bermain. Menurutnya, teriakan Eea belum sempat mengiringi perjuangan pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia saat itu.

"Waktu saya bermain belum ada yaaa sorakanEea-Huu seperti sekarang ini. Yang saya ingat waktu itu hanya ada sorakan Huu," tutur Lius mengenang.

"Jadi setiap lawan memukul bola jadi penonton bersorak Huu itu saja. Kalau kami (pemain Indonesia) memukul belum ada iringan teriakan Eea," katanya menambahkan.

Lantaran di zaman Lius belum ada, maka peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia 1983 ini pun bisa memastikan bahwa zaman sebelum dia pun sorakan 'Eea-Huu' belum ada.

Beranjak ke generasi berikutnya, Rexy Mainaky yang mewakili generasi 1990-an mengaku ia sudah akrab dengan teriakan Eea-Huu. "Sejak awal karier, teriakan Eea-Huu sudah ada," tutur Rexy.

"Bagi saya, teriakan Eea itu menambah semangat. Pukulan yang saya lakukan seperti jadi berirama," kata Rexy yang menjadi juara Olimpiade 1996 bersama Ricky Subagdja ini.

Dan setelah momen itu, teriakan 'Eea-Huu' makin lekat dengan suporter-suporter Indonesia. "Saat saya menjadi pelatih di luar negeri, para pemain sering kagum dengan kemeriahan suporter Indonesia. Mereka selalu memuji kehebatan suporter Indonesia yang turut membuat mereka jadi lebih bersemangat saat bermain," ucap Rexy.

Eksistensi 'Eea-Huu' dalam dukungan suporter Indonesia terus meningkat hingga saat ini. "Faktor penonton ini pula yang membawa saya bisa melaju hingga ke babak perempat final," tutur pebulutangkis Indonesia, Jonatan Christie.

Walau prestasi tahun ini belumlah sebaik yang diharapkan, para suporter Indonesia tak pernah lelah berteriak di Istora. Dan sepertinya nyanyian 'Eea-Huu' akan kekal abadi di dalam barisan suporter Indonesia.

Selasa, 02 Juni 2015

25-5-1979: Kecelakaan Pesawat Terburuk di AS, 273 Tewas

Tanggal Bersejarah - Hari ini tercatat dalam sejarah Amerika sebagai momen kecelakaan udara terburuk yang pernah terjadi di negara tersebut. Hampir 300 orang, tepatnya 273 nyawa melayang dalam musibah jatuhnya pesawat American Airlines di lahan bekas bandara.

Kala itu, sore hari yang cerah pada 25 Mei 1979, pesawat American Airlines Flight 191 lepas landas dari Bandara Internasional O'Hare, Chicago menuju Los Angeles. Dilansir dari History Channel, burung besi jenis McDonnell Douglas DC-10-10 itu normal saat lepas landas, tetapi setelah naik sekitar 400 kaki, mesin kiri pesawat bermasalah.

Saksi mata dalam laporan Airwaysnews mengatakan, pesawat yang juga dikenal dengan DC-10 itu tidak terbang di atas ketinggian 300 kaki. "Kami melihat jejak asap putih dari bahan bakar dan cairan hidrolik dari sayap kiri," ucap mereka.

Laman Daily Herald menulis, orang-orang di dalam pesawat itu tak menyadari bahwa hidup mereka hanya tinggal 90 detik.

Bagian mesin itu terayun-ayun dan terlepas. Ketika copot, mengenai bagian depan sayap dan merusak sistem hidrolik pesawat secara keseluruhan.

Pesawat America Airlines jenis DC-10. (Wikimedia)

Saat menyadari ada masalah, pilot melambatkan kecepatan pesawat dan burung besi terbang miring ke kiri lalu jatuh di Airport Ravenswood, lapangan kosong dekat tempat parkir trailer -- rumah mobil -- yang berada di ujung landasan.

Pesawat yang sarat dengan bahan bakar itu meledak, menewaskan 277 orang di dalamnya seketika -- 258 penumpang dan 13 awak. Panas dari kobaran besar api membuat pemadam kebakaran tak bisa mendekati burung besi itu hampir 1 jam. Sehingga tak ada yang selamat satu pun.

Kecelakaan juga menyebabkan kebakaran di sebuah rumah mobil atau trailer di dekatnya, menewaskan dua orang.

Puing-puing mesin kiri pesawat ditemukan berceceran di landasan pacu sesaat setelah pesawat tersebut jatuh.

Di belahan bumi lain pada tanggal yang sama tahun 1977, tercatat sebagai momen perdana penayangan film Star Wars di Amerika -- Star Wars Episode IV: A New Hope pada 1981. Sedangkan 25 Mei 1985, Bangladesh dilanda siklon tropis besar yang menewaskan setidaknya 10.000 jiwa.

Senin, 01 Juni 2015

Sejarah Lahirnya Pancasila

Tanggal Bersejarah - Tepat hari ini, Senin, 1 Juni 2015, 70 tahun sudah usia peringatan hari lahirnya Pancasila.

Seolah kita diingatkan kembali oleh pidato mantan Presiden RI pertama, Ir Soekarno di depan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang kemudian dikenang sebagai hari lahirnya Pancasila.

1 Juni menjadi tanggal yang sangat penting, karena di situlah Pancasila telah lahir, dan inilah hari lahir dasar negara, pemersatu Sabang hingga Marauke.

Tanggal 1 Juni sempat jadi perdebatan di era kepemimpinan Presiden Soeharto, atau di era rezim orde baru. Pasalnya, sikap pemerintah terhadap Pancasila ambigu.

Pada tahun 1970, pemerintah orde baru melalui Kopkamtib melarang peringatan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.

Kendati demikian, dalam perkembangan selanjutnya pemerintah orde baru justru mengembangkan Pancasila dengan memperkenalkan Eka Prasetya Panca Karsa, yang menjadi materi dalam penataran P4 yang sifatnya wajib bagi semua instansi, baik pemerintah maupun swasta.

Sejak masa pemerintahan orde baru, sejarah tentang rumusan-rumusan awal Pancasila didasarkan pada penelusuran sejarah oleh Nugroho Notosusanto melalui buku Naskah Proklamasi jang Otentik dan Rumusan Pancasila jang Otentik.

Setelah reformasi 1998, muncul banyak gugatan tentang hari lahir Pancasila yang sebenarnya. Setidaknya ada tiga tanggal yang berkaitan dengan hari lahir Pancasila, yaitu tanggal 1 Juni 1945, tanggal 22 Juni 1945 dan tanggal 18 Agustus 1945.

Dan akhirnya tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila. Karena pada tanggal tersebut kata Pancasila pertama kali diucapkan oleh Bung Karno yang saat itu belum diangkat menjadi Presiden pada saat mengucapkan kata Pancasila pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Berikut kutipan pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945:

"Dasar negara, yakni dasar untuk di atasnya didirikan Indonesia Merdeka, haruslah kokoh kuat sehingga tak mudah digoyahkan. Bahwa dasar negara itu hendaknya jiwa, pikiran-pikiran yang sedalam-dalamnya, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi. Dasar negara Indonesia hendaknya mencerminkan kepribadian Indonesia dengan sifat-sifat yang mutlak keindonesiaannya dan sekalian itu dapat pula mempersatukan seluruh bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, aliran, dan golongan penduduk,"

"Dasar negara yang saya usulkan. Lima bilangannya. Inilah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya menamakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa (Muhammad Yamin) namanya Pancasila. Sila artinya asas atau dasar dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia kekal dan abadi,"

Pada rapat BPUPKI, Bung Karno mengakui pada saat berumur 16 tahun dan bersekolah di H.B.S. di Surabaya, Jawa Timur.

Dan, pada tanggal 1 Juni tersebut, Bung Karno mengusulkan nama dasar negara Indonesia dengan nama Pancasila. Sebuah nama yang menurut Soekarno diperoleh dari seorang teman yang ahli bahasa, tanpa menyebut siapakah nama temannya yang tersebut.

Namun, Pancasila yang diusulkan oleh Soekarno saat itu, adalah cukup berbeda dengan Pancasila yang kita kenal saat ini. Perbedaan itu, terutama dalam hal susunan redaksi, sistematika, atau urutan sila-silanya. Perhatikan, Pancasila yang diusulkan oleh Soekarno saat itu:

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau perikemanusiaan

3. Mufakat atau demokrasi

4. Kesejahteraan sosial

5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Tentu, cukup berbeda dengan naskah resmi Pancasila yang kita kenal pada saat ini, yaitu :

1. Ketuhanan yang maha esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Naskah resmi Pancasila ini baru disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, satu hari setelah Indonesia merdeka melalui rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), bersamaan dengan disahkannya UUD 1945 sebagai undang-undang dasar negara.

Sejarah lahirnya Pancasila

Perjalanan panjang lahirnya Pancasila pada masa-masa akhir Perang Dunia II, kekalahan Jepang pada sekutu dalam perang Pasifik tidak lagi bisa disembunyikan.

Hal ini mendesak Jenderal Kuniaki Koisi yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Jepang untuk mengumumkan sebuah rencana untuk negeri zamrud khatulistiwa ke depannya pada tanggal 7 September 1944.

Hal yang diumumkan oleh Koisi ternyata adalah sebuah rencana untuk memerdekakan Indonesia ketika Jepang berhasil memenangkan perang Asia Timur. Pengumuman tersebut diharapkan akan membuat Indonesia berpikir bahwa pasukan sekutu adalah perenggut kemerdekaan mereka.

Bibit itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia. Di mana muncul ketika pada 1 Maret, Kumakichi Harada memberitahukan tentang pembentukan badan yang bertugas menyelidiki usaha persiapan kemerdekaan dengan nama Dokuritsu Junbi Cosakai BPUPKI.

Ketika BPUPKI secara resmi dibentuk pada 29 April 1945, yang ditunjuk menjadi ketua adalah Radjiman Wedyodiningrat, didampingi oleh Raden Pandji Soeroso dan satu orang Jepang sebagai wakil ketuanya.

Soeroso telah memegang posisi ganda, yaitu sebagai kepala sekretariat BPUPKI bersama Abdoel Gafar dan Masuda Toyohiko. Ketika didirikan, BPUPKI memiliki 67 anggota dengan 7 diantaranya merupakan orang Jepang yang tidak memiliki hak suara.

Pada 28 Mei 1945, BPUPKI mengadakan sidang pertama mereka di gedung Volksraad, Jalan Pejambon 6, Jakarta Pusat. Sidang hari pertama ini hanya merupakan upacara pelantikan, dan sidang sesungguhnya baru dimulai keesokan harinya selama empat hari.

Pada sidang ini, Muhammad Yamin menyampaikan pidato dan merumuskan hal yang menjadi awal sejarah lahirnya Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia, yaitu ideologi Kebangsaan, ideologi kemanusiaan, ideologi ketuhanan, ideologi kerakyatan, dan ideologi kesejahteraan.

Adapun pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mencetuskan dasar-dasar kebangsaan, internasionalisme, kesejahteraan, ketuhanaan, dan mufakat sebagai dasar negara. Bung Karno juga memberi nama dasar-dasar tersebut Pancasila, dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar atau azas.

Usulan Pancasila milik Soekarno kemudian ditanggapi dengan serius, menyebabkan lahirnya Panitia Sembilan yang berisi Soekarno, Mohammad Hatta, Marami Abikoesno, Abdul Kahar, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Mohammad Yamin, dan Wahid Hasjim.

Panitia ini kemudian bertugas untuk merumuskan ulang Pancasila yang telah dicetuskan oleh Soekarno dalam pidatonya.

Rumusan selanjutnya yang nantinya menjadi pencipta sejarah lahirnya Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia adalah ketika dibuatnya Piagam Jakarta, di sebuah rapat nonformal pada 22 Juni 1945 dengan 38 anggota BPUPKI.

Pada pertemuan ini, terjadi debat antara golongan Islam yang ingin Indonesia menjadi negara Islam dan golongan yang ingin Indonesia menjadi negara sekuler. Ketika mereka mencapai persetujuan, dibuatlah sebuah dokumen bernama Piagam Jakarta yang di dalamnya terdapat usulan bahwa pemeluk agama Islam wajib menjalankan syariat Islam.

Rancangan ini akhirnya dibahas secara resmi pada tanggal 10 dan 14 Juli 1945, di mana dokumen ini dipecah menjadi dua, bernama Deklarasi Kemerdekaan dan Pembukaan.

Singkat cerita, di penghujung tahun 1949, Republik Indonesia harus menerima rumusan penggantian bentuk pemerintahan menjadi negara federal dan hanya menjadi negara bagian Belanda.

Pada masa kini, sudah terbentuk kerangka Pancasila yang hampir mengikuti Pancasila modern. Beberapa bulan setelah menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS), banyak negara bagian yang memilih bergabung dengan RI Yogyakarta, dan setuju mengadakan perubahan konstitusi RIS menjadi Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS).

Pada era kehancuran RIS ini, kerangka Pancasila belum berubah dari era awal RIS dibentuk oleh Belanda.

Berlanjut pada 5 Juli 1959, Presiden Soekarno akhirnya memutuskan untuk menetapkan UUD yang disahkan pada 18 Agustus oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) untuk menggantikan UUDS yang gagal menciptakan kestabilan negara pada saat itu.

Menyusul penggunaan kembali UUD 1945, Pancasila yang menjadi rumusan resmi adalah Pancasila dalam pembukaan UUD, yang merupakan Pancasila yang berlaku hingga di era modern saat ini. 

Sejarah Lahirnya Pancasila

Tanggal Bersejarah - Tepat hari ini, Senin, 1 Juni 2015, 70 tahun sudah usia peringatan hari lahirnya Pancasila.

Seolah kita diingatkan kembali oleh pidato mantan Presiden RI pertama, Ir Soekarno di depan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang kemudian dikenang sebagai hari lahirnya Pancasila.

1 Juni menjadi tanggal yang sangat penting, karena di situlah Pancasila telah lahir, dan inilah hari lahir dasar negara, pemersatu Sabang hingga Marauke.

Tanggal 1 Juni sempat jadi perdebatan di era kepemimpinan Presiden Soeharto, atau di era rezim orde baru. Pasalnya, sikap pemerintah terhadap Pancasila ambigu.

Pada tahun 1970, pemerintah orde baru melalui Kopkamtib melarang peringatan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.

Kendati demikian, dalam perkembangan selanjutnya pemerintah orde baru justru mengembangkan Pancasila dengan memperkenalkan Eka Prasetya Panca Karsa, yang menjadi materi dalam penataran P4 yang sifatnya wajib bagi semua instansi, baik pemerintah maupun swasta.

Sejak masa pemerintahan orde baru, sejarah tentang rumusan-rumusan awal Pancasila didasarkan pada penelusuran sejarah oleh Nugroho Notosusanto melalui buku Naskah Proklamasi jang Otentik dan Rumusan Pancasila jang Otentik.

Setelah reformasi 1998, muncul banyak gugatan tentang hari lahir Pancasila yang sebenarnya. Setidaknya ada tiga tanggal yang berkaitan dengan hari lahir Pancasila, yaitu tanggal 1 Juni 1945, tanggal 22 Juni 1945 dan tanggal 18 Agustus 1945.

Dan akhirnya tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila. Karena pada tanggal tersebut kata Pancasila pertama kali diucapkan oleh Bung Karno yang saat itu belum diangkat menjadi Presiden pada saat mengucapkan kata Pancasila pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Berikut kutipan pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945:

"Dasar negara, yakni dasar untuk di atasnya didirikan Indonesia Merdeka, haruslah kokoh kuat sehingga tak mudah digoyahkan. Bahwa dasar negara itu hendaknya jiwa, pikiran-pikiran yang sedalam-dalamnya, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi. Dasar negara Indonesia hendaknya mencerminkan kepribadian Indonesia dengan sifat-sifat yang mutlak keindonesiaannya dan sekalian itu dapat pula mempersatukan seluruh bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, aliran, dan golongan penduduk,"

"Dasar negara yang saya usulkan. Lima bilangannya. Inilah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya menamakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa (Muhammad Yamin) namanya Pancasila. Sila artinya asas atau dasar dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia kekal dan abadi,"

Pada rapat BPUPKI, Bung Karno mengakui pada saat berumur 16 tahun dan bersekolah di H.B.S. di Surabaya, Jawa Timur.

Dan, pada tanggal 1 Juni tersebut, Bung Karno mengusulkan nama dasar negara Indonesia dengan nama Pancasila. Sebuah nama yang menurut Soekarno diperoleh dari seorang teman yang ahli bahasa, tanpa menyebut siapakah nama temannya yang tersebut.

Namun, Pancasila yang diusulkan oleh Soekarno saat itu, adalah cukup berbeda dengan Pancasila yang kita kenal saat ini. Perbedaan itu, terutama dalam hal susunan redaksi, sistematika, atau urutan sila-silanya. Perhatikan, Pancasila yang diusulkan oleh Soekarno saat itu:

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau perikemanusiaan

3. Mufakat atau demokrasi

4. Kesejahteraan sosial

5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Tentu, cukup berbeda dengan naskah resmi Pancasila yang kita kenal pada saat ini, yaitu :

1. Ketuhanan yang maha esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Naskah resmi Pancasila ini baru disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, satu hari setelah Indonesia merdeka melalui rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), bersamaan dengan disahkannya UUD 1945 sebagai undang-undang dasar negara.

Sejarah lahirnya Pancasila

Perjalanan panjang lahirnya Pancasila pada masa-masa akhir Perang Dunia II, kekalahan Jepang pada sekutu dalam perang Pasifik tidak lagi bisa disembunyikan.

Hal ini mendesak Jenderal Kuniaki Koisi yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Jepang untuk mengumumkan sebuah rencana untuk negeri zamrud khatulistiwa ke depannya pada tanggal 7 September 1944.

Hal yang diumumkan oleh Koisi ternyata adalah sebuah rencana untuk memerdekakan Indonesia ketika Jepang berhasil memenangkan perang Asia Timur. Pengumuman tersebut diharapkan akan membuat Indonesia berpikir bahwa pasukan sekutu adalah perenggut kemerdekaan mereka.

Bibit itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia. Di mana muncul ketika pada 1 Maret, Kumakichi Harada memberitahukan tentang pembentukan badan yang bertugas menyelidiki usaha persiapan kemerdekaan dengan nama Dokuritsu Junbi Cosakai BPUPKI.

Ketika BPUPKI secara resmi dibentuk pada 29 April 1945, yang ditunjuk menjadi ketua adalah Radjiman Wedyodiningrat, didampingi oleh Raden Pandji Soeroso dan satu orang Jepang sebagai wakil ketuanya.

Soeroso telah memegang posisi ganda, yaitu sebagai kepala sekretariat BPUPKI bersama Abdoel Gafar dan Masuda Toyohiko. Ketika didirikan, BPUPKI memiliki 67 anggota dengan 7 diantaranya merupakan orang Jepang yang tidak memiliki hak suara.

Pada 28 Mei 1945, BPUPKI mengadakan sidang pertama mereka di gedung Volksraad, Jalan Pejambon 6, Jakarta Pusat. Sidang hari pertama ini hanya merupakan upacara pelantikan, dan sidang sesungguhnya baru dimulai keesokan harinya selama empat hari.

Pada sidang ini, Muhammad Yamin menyampaikan pidato dan merumuskan hal yang menjadi awal sejarah lahirnya Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia, yaitu ideologi Kebangsaan, ideologi kemanusiaan, ideologi ketuhanan, ideologi kerakyatan, dan ideologi kesejahteraan.

Adapun pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mencetuskan dasar-dasar kebangsaan, internasionalisme, kesejahteraan, ketuhanaan, dan mufakat sebagai dasar negara. Bung Karno juga memberi nama dasar-dasar tersebut Pancasila, dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar atau azas.

Usulan Pancasila milik Soekarno kemudian ditanggapi dengan serius, menyebabkan lahirnya Panitia Sembilan yang berisi Soekarno, Mohammad Hatta, Marami Abikoesno, Abdul Kahar, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Mohammad Yamin, dan Wahid Hasjim.

Panitia ini kemudian bertugas untuk merumuskan ulang Pancasila yang telah dicetuskan oleh Soekarno dalam pidatonya.

Rumusan selanjutnya yang nantinya menjadi pencipta sejarah lahirnya Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia adalah ketika dibuatnya Piagam Jakarta, di sebuah rapat nonformal pada 22 Juni 1945 dengan 38 anggota BPUPKI.

Pada pertemuan ini, terjadi debat antara golongan Islam yang ingin Indonesia menjadi negara Islam dan golongan yang ingin Indonesia menjadi negara sekuler. Ketika mereka mencapai persetujuan, dibuatlah sebuah dokumen bernama Piagam Jakarta yang di dalamnya terdapat usulan bahwa pemeluk agama Islam wajib menjalankan syariat Islam.

Rancangan ini akhirnya dibahas secara resmi pada tanggal 10 dan 14 Juli 1945, di mana dokumen ini dipecah menjadi dua, bernama Deklarasi Kemerdekaan dan Pembukaan.

Singkat cerita, di penghujung tahun 1949, Republik Indonesia harus menerima rumusan penggantian bentuk pemerintahan menjadi negara federal dan hanya menjadi negara bagian Belanda.

Pada masa kini, sudah terbentuk kerangka Pancasila yang hampir mengikuti Pancasila modern. Beberapa bulan setelah menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS), banyak negara bagian yang memilih bergabung dengan RI Yogyakarta, dan setuju mengadakan perubahan konstitusi RIS menjadi Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS).

Pada era kehancuran RIS ini, kerangka Pancasila belum berubah dari era awal RIS dibentuk oleh Belanda.

Berlanjut pada 5 Juli 1959, Presiden Soekarno akhirnya memutuskan untuk menetapkan UUD yang disahkan pada 18 Agustus oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) untuk menggantikan UUDS yang gagal menciptakan kestabilan negara pada saat itu.

Menyusul penggunaan kembali UUD 1945, Pancasila yang menjadi rumusan resmi adalah Pancasila dalam pembukaan UUD, yang merupakan Pancasila yang berlaku hingga di era modern saat ini. 

Sejarah Masjid Kemayoran

Tanggal Bersejarah - Sebagai Kota Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur memiliki banyak bangunan bersejarah. Tiap bangunan menyimpan nilai histori meski tidak semua orang tahu ceritanya.

Satu di antaranya adalah Masjid Kemayoran. Tempat ibadah umat Islam yang berada di Jalan Indrapura tersebut memiliki nilai sejarah karena dibangun pada era penjajahan Belanda.

Masjid yang sebetulnya bernama Roudhotul Musawwaroh itu didirikan pada 1772. Usut punya usut, ternyata, Masjid Kemayoran atau Roudhotul Musawwaroh tidak dibangun di Jalan Indrapura.

Mulanya, masjid itu berada di depan kantor gubernur Jatim atau di Jalan Pahlawan. Tepatnya di area Tugu Pahlawan.

Subhan, salah seorang takmir Masjid Kemayoran, mengatakan bahwa keberadaan Masjid Roudhotul Musawwaroh dipermasalahkan oleh pemerintah kolonial Belanda saat itu.

Pemerintah Belanda merasa terganggu keberadaan masjid tersebut. ”Mereka risi kalau di depan kantor mereka terdengar suara pengajian atau azan,” tutur Subhan seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Minggu (31/5).

Pemerintah Belanda pun meminta semua kegiatan warga di masjid itu dihentikan. Keinginan tersebut tentu saja langsung ditolak masyarakat.

Bahkan, masyarakat marah. Akibatnya, terjadi pertempuran pada 1750. Subhan menuturkan bahwa pertempuran itu dipimpin oleh Kiai Badrun. Dia memaparkan bahwa Kiai Badrun merupakan kerabat Paku Alam V dari Kasunanan Surakarta.

”Jadi, beliau itu masih memiliki keturunan ningrat,” urainya.

Dalam pertempuran tersebut, Kiai Badrun gugur karena tertembak oleh pasukan  Belanda.  Sebagai  bentuk penghargaan atas kepemimpinannya melawan Belanda, masyarakat sekitar memberinya gelar Mbah Sedo Masjid.

Meski demikian, konflik yang terkait dengan  pemindahan  masjid  belum berhenti. Masyarakat terus melakukan perlawanan. Akhirnya, usaha itu membuahkan hasil. Belanda tidak lagi melarang  aktivitas  di  Masjid  Roudhotul Musawwaroh asal lokasi masjid dipindah.

”Jadi,  semacam  dilakukan  tukar guling tanah,” ucap Subhan.

1 Juni Hellen Keller Meninggal

Tanggal Bersejarah - Perempuan tuna netra dan tuna rungu asal Amerika Serikat (AS) yang bernama Helen Keller menjadi simbol kegigihan manusia menghadapi keterbatasannya. Perempuan luar biasa itu meninggal pada 1 Juni 1968.

"Saya percaya, di balik seluruh tahun-tahun kegelapan dan kesunyian, Tuhan telah menggunakan hidup saya untuk sebuah tujuan yang saya tidak ketahui. Namun, suatu hari nanti saya akan memahaminya, dan saya akan terpuaskan," kata Helen Keller, seperti dikutipThe New York Times, Senin (1/6/2015).

Helen Keller meninggal pada usia 87 tahun. "Dia berpulang dalam tidurnya. Dia meninggal dengan tenang," kata teman Helen Keller, Winifred Corbally, yang telah menemani Keller selama 11 tahun akhir hidupnya.

"Hidup saya selalu bahagia karena saya punya teman-teman yang luar biasa dan saya memiliki banyak hal menarik untuk dilakukan," tutur Helen Keller dalam salah satu karyanya.

Semasa hidupnya, Hellen Keller banyak menulis buku dan mengajar di berbagai universitas ternama. Dia mendapat penghargaan dari universitas berbagai negara seperti Universitas Harvard, universitas di Galgow, Berlin, serta Delhi. Tidak hanya itu, dia juga memperoleh penghargaan dari setiap Presiden AS yang memerintah di sepanjang hidupnya, mulai dari Grover Cleveland hingga John F Kennedy.

"Saya jarang memikirkan keterbatasan saya, dan mereka tidak pernah membuat saya bersedih. Memang kadang ada sedikit masa mengasihani diri, tapi masa itu terasa samar-samar, layaknya hembusan angin di antara bunga-bunga. Angin berlalu, dan bunga-bunga itu tetap bahagia," ujarnya.